Kerusuhan Demo Mei 1998 |
Isu rencana Demo atau aksi mahasiswa secara besar-besaran yang akan digelar besok pada hari Rabu tanggal 20 Mei 2015 telah menimbulkan ketakutan dan trauma bagi sebagian masyarakat Indonesia yang mengalami peristiwa kelam 17 tahun silam. Demo 20 Mei 1998 masih menyisakan sederet kisah pilu yang bukan hanya menghancurkan gedung-gedung, mobil-mobil, toko-toko, mall dan pusat perbelanjaan, tetapi juga meyebabkan korban jiwa yang tidak sdikit dan tidak pernah di expose secara detail.
Aksi mahasiswa pada awalnya dilakukan secara damai dengan tujuan yang positif, akan tetapi kerumunan massa menjadi tidak dapat dikendalikan manakala ditumpangi oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab sehingga berubah menjadi aksi kriminal berupa penjarahan, pembakaran bahkan pembunuhan dan pemerkosaan. Kami yakin, ini semua bukan ulah mahasiswa tetapi ulah pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab yang memprovokasi masyarakan untuk menghancurkan tatanan yang ada dan ebih jauh menghancurkan NKRI.
Ingat penjajahan masa kini bukanlah penjajahan secara fisik akan tetapi penjajahan mental. Para penjajah modern tidak perlu menguasai pemerintahan tetapi cukup membuat pemerintah tergantung kepadanya. Jika Indonesia sudah hancur lebur maka tidak ada pillihan lain untuk membangun kembali kecuali dengan berhutang. Negara kaya tentu tidak akan memberikan hutang dengan begitu saja tanpa ada syarat-syarat yang harus dipenuhi. Syarat-syarat tersebut diantaranya adalah kontrak-kontrak explorasi tambang-tambang mulai dari emas, minyak, gas alam, batu bara, nikel, timah, dan lain-lain harus dipegang oleh negara-negara pemberu hutang. Demikian pula dengan regulasi ekonomi dimana Indonesia harus mengimpor barang-barang dari luar dengan membebaskan bea masuk tetapi membebani biaya yang cukup mahal dan syarat yang cukup rumit untuk dapat mengekspor produk dari Indonesia kecuai produk yang dikelola oleh asing.
Dibiidang kemaritiman, kita tahu 90% dikuasai asing. Kapal-kapal besar pengangkut hasil tambang hampir seluruhnya milik asing. Bahkan kapal asing pun bebas berkeliaran di wilayah perairan Indonesia untuk mencuri ikan. Pemerintahan masa lalu tidak berani berkutik karena ketergantungan dan kesepakatan yang telah dibuat untuk membantu pembangunan Indonesia.
Tikus mati di lumbung padi adalah ungkapan yang tepat buat Bangsa Indonesia. Negara Agraris Maritim terbesar di dunia yang harus mengimpor seluruh kebutuhan pangan rakyatnya. Ironis memang negara agraris terbesar di dunia harus impor hasil pertanian seperti Beras, Jagung, Kedelai, Buah-buahan, sayuran bahkan garam yang tinggal dikeruk dari pantai yang dimiliki oleh negara dengan garis pantai terpanjang di dunia. Mengenaskan adalah kata yang paling tepat buang bangsa Indonesia.
Jokowi hadir membawa perubahan dan harapan baru untuk masa depan Indonesia. Orang kampung ini berani memberantas mafia pencuri ikan dengan menenggelamkan kapal asing yang tertangkap, menghukum mati mafia narkoba, mengusut tuntas mafia migas dan menutup keran impor untuk produk pangan yang bisa dihasilkan sendiri oleh rakyatnya. Menghentikan kontrak-kontrak pertambangan asing yang sudah habis dengan tidak memperpanjang kontrak. Pencabutan subsidi BBM adalah merupakan tidakan tidak populer yang bertujuan untuk menyelamatkan anggaran negara yang selama ini dinikmati oleh orang-orang kaya yang punya mobil. Masyarakat menengah kebawah yang tidak punya mobil dan bahkan tidak punya motor tidak merasakan nikmatnya BBM murah dan mewahnya kendaraan.
Tentu saja langkah-langkah spektakuler Jokowi untuk menghapuskan ketergantungan terhadap asing menuju Indonesia Berdikari, banyak ditentang oleh orang-orang yang merasa dirugikan yang harus keluar dari zona kenyamanan dalam menggerogoti kekayaan Indonesia. Pihak asing yang notabene punya banyak uang tentu merasa dirugikan dengan kebijakan ini. Lengan-lengan gurita yang telah dicengkeramkan untuk menguasai Indoenesia telah satu per satu dilepaskan dan di potong oleh Jokowi the Wong nDeso. Para Politisi yang selama ini mendapatkan fee atau kucuran dana dari kontrak-kontrak asing tersebut juga mulai gerah dan menyebarkan isu-isu untuk menghentikan laju pemerintahan Jokowi yang nDableg (tidak peduli dengan ocehan para politisi). Anjing menggonggong Kafilah Tetap Berlalu itulah ungkapan yang tepat untuk langkah Jokowi.
Merasa kahabisan akal, para Intelijen asing dan antek-antek asing lainnya mencoba menghembuskan bisikan-bisikan kepada para mahasiswa untuk menggelar aksi 20 Mei besok pagi. Mereka punya uang untuk membiayai aksi dan mempersiapkan pasukan perusuh. Ini adalah satu-satunya cara untuk menghancurkan idialisme Revolusi Mental yang sudah dibangun oleh Jokowi.
Jika mahasiswa sudah turun maka mereka akan mengerahkan pasukan pembuat onar dan pembuat huru hara untuk merusak, menjarah, membakar bahkan membunuh siapapun yang ditemui dan akan menyalahkan Jokowi sebagai satu-satunya orang yang harus bertanggung jawab. Jika Indonesia sudah hancur maka untuk membangun kembali pasti membutuhkan utang luar negeri yang akan digunakan untuk menjerat masa depan anak cucu bangsa Indonesia. Itu siasat klasik.
Saya yakin Mahasiswa sekarang tidak bodoh. Tidak mau lagi ditumpangi intrik politik asing dan pemilik kepentingan politik. Mahasiswa sekarang sudah bisa bercermin dari kesalahan pendahulunya yang mau dimanfaatkan oleh para politisi.
Gunakan akal sehat. Jangan terpancing untuk menghancurkan negerimu sendiri.
0 komentar:
Posting Komentar